Selamat Datang di blog kami, semoga bermanfaat buat kalian semua, dan jangan lupa follow ya

Senin, 10 Januari 2011

mobil tenaga listrik

Senin, 31 Mei 2010


Mobil listrik kini mulai digunakan di beberapa negara. Mobil itu siap menggantikan mesin bakar yang boros dan polutif.

Era mobil listrik yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan sudah di depan mata. China bahkan sudah membuat pos bahan bakar percontohan untuk mempromosikan mobil dengan bahan bakar listrik untuk menggerakkan mesin elektrik itu.

Beberapa taksi di negara Tirai Bambu itu pun sudah menggunakan teknologi listrik dengan isi ulang model plug in. Singapura juga kini sedang gencar mempromosikan mobil listrik dengan cara menyewakannya kepada masyarakat umum.

Tahun ini, Smart Car Rental, sebuah perusahaan penyewaan otomotif di negara itu, mulai menyewakan Mitsubishi i-MiEV kepada publik. Untuk urusan teknologi maju, jelas Eropa tak mau ketinggalan. Prancis meluncurkan program perang mobil listrik. Mereka menginvestasikan 1,5 miliar euro demi membangun infrastruktur pabrik mobil listrik, yakni mesin hibrida.

Langkah yang ditempuh adalah mengembangkan riset, membuat pabrik baterai, dan membangun stasiun pengisian baterai di sejumlah kawasan.

Proyek itu merupakan usaha untuk mengurangi jumlah pemakaian mobil di negara itu, yang kini mencapai 30 juta unit.

Gencarnya kemajuan mobil listrik sekarang ini tidak lepas dari revolusi teknologi baterai jenis lithium ion atau Li-ion.

Baterai jenis ini memiliki kapasitas besar dalam menyimpan energi sehingga mampu dipakai untuk menempuh perjalanan jauh. Baterai Li-ion mampu menampung energi dua kali lipat ketimbang baterai Nickel Metal Hydride (NiMh).

Tidak heran jika mobil listrik semakin banyak diproduksi, menggusur jenis mesin hibrida atau perpaduan antara mesin konvensional dan mesin listrik, dengan jenis baterai NiMh. Dukungan teknologi isi ulang semakin mengukuhkan eksistensi baterai Li-ion.

Dengan ditemukannya teknik isi ulang yang lebih cepat sekarang ini, mobil listrik semakin menjanjikan bagi masa depan transportasi ramah lingkungan.

Pabrik Epyon Power misalnya. Mei ini, pabrikan asal Inggris itu mengeluarkan produk yang terbilang lompatan dalam mobil listrik.

Pabrikan itu mampu memproduksi alat isi ulang baterai dengan masa isi ulang hanya 30 menit untuk mengisi 80 persen kapasitas baterainya.

Kapasitas alat bernama TERRA Fast Charging Station itu mampu digunakan untuk perjalanan sejauh 160 km yang diaplikasikan pada Nissan Leaf.

Tentu, jika hanya digunakan untuk berjalan dari tempat kerja bolak-balik, kapasitas itu lebih dari cukup. Para pengguna mobil biasanya tidak lebih dari 100 km per harinya untuk berangkat dan pulang kerja.

Bersaing Setiap kendaraan listrik sekarang ini secara umum menggunakan baterai dengan teknologi yang sama. Honda, misalnya, kini sedang berambisi menyalip Toyota Prius Hibrid dengan Honda Civic berbasis baterai Li-ion.

Setelah gagal dengan produk berbasis mesin hibrida, seperti seperti Accord, Civic, Insight, dan CR-Z, Honda belum mampu menyaingi Prius yang memiliki keunggulan dalam hal irit bahan bakar.

Meski demikian, Toyota tidak mau kalah dengan jurus yang dilakukan pesaingnya. Bersama dengan Tesla Motors Inc (TMI), pabrikan itu bekerja sama untuk mengembangkan mobil listrik.

Tesla, sejauh ini, telah membuat kendaraan sport listrik dengan model S. Tesla S mampu menempuh jarak 450 km. Jarak 60 km ditempuh dalam waktu 5,6 detik, kapasitas tujuh penumpang, dan diklaim lebih irit dua kali ketimbang mesin hibrida.

Keunggulan lainnya, untuk mengisi baterainya secara penuh, hanya dibutuhkan waktu 45 menit. Tesla mobil bergaya sport ini juga memiliki kelebihan lain. Mobil sedan ini memiliki layar 17 inci sebagai aksesori tambahan untuk menonton video atau televisi.

Dengan harga sekitar 109 ribu dollar AS atau 1 miliar rupiah, Tesla masih terbilang mahal. Kalau Toyota menggandeng Tesla dalam urusan membuat mobil listrik, Nissan tak mau ketinggalan.

Pabrikan nomor tiga di Jepang itu menggandeng Renault dari Prancis dalam mengeluarkan Nissan Leaf. Hebatnya, mobil itu bakal meluncur pada 2011 ke pasar.

Keunggulan Nissan Leaf mampu berjalan 160 km hanya dalam sekali pengisian. Laju mobil hatchback dengan lima penumpang itu mampu melaju dengan kecepatan maksimal 140 km per jam.

Nissan menggambarkan Leaf sebagai kendaraan hatchback ukuran menengah. Mobil beremisi nol itu diklaim sebagai mobil listrik paling terjangkau pertama di dunia dari segi harga meski belum disebutkan angka pastinya.

Dengan teknologi pengisian baterai yang diadopsi dari Epyon Power, waktu pengisian baterai Leaf menjadi lebih cepat atau hanya 30 menit untuk pengisian 80 persen kapasitasnya. Pemilik tinggal menyalurkan listrik rumah tangga ke mobil ini. Yang lebih maju selangkah sebenarnya adalah Mitsubishi.

Setelah sukses dengan i-MiEV di pasar lokal Jepang mulai Juli 2009, pada Mei, jalan Singapura akan dihiasi dengan mobil ini untuk seterusnya melenggang di Hong Kong.

Mobil jenis hatchback dengan lima penumpang itu dipasarkan dengan paket sistem pengisian baterai 220/240 volt.

Menurut sumber di Mitsubishi, hatchback listrik besutannya itu dibanderol 395 ribudollar Hong Kong atau sekitar 400 juta rupiah.

Tidak kalah dengan Mitsubishi, pabrikan mobil spesialis sport, Subaru, juga akan mengeluarkan mobil listriknya pada pertengahan tahun ini.

Fuji Heavy Industries sebagai produsen Subaru akan meluncurkan 170 unit Stella, dan akan dijual kepada konsumen sebagai uji coba pasar.

Stella listrik yang tampil dengan penggerak roda depan mampu melaju dengan kecepatan maksimal 62 mil per jam. Untuk satu kali isi ulang, mobil itu mampu menempuh jarak 50 mil.
hay/L-1


sumber: www.koran-jakarta.com

download di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar